Senin, 04 Oktober 2010

Sajak; Sepasang Patung Sapi

Sajak Badrul Munir Chair

SEPASANG PATUNG SAPI
:bersama Nay

I
apa yang kau pikirkan tentang sepasang patung sapi ini?
yang derap langkahnya beradu dengan sepatu serdadu Nippon
yang sekujur tubuhnya retak dimakan usia
cat-cat yang mengelupas warnanya

II
ini hanya patung renta
yang bermimpi untuk menjadi berhala
dengan kaki-kaki yang lemah
juga penunggang tua yang malas mencatat sejarah
tentu kau tahu; mereka diciptakan untuk menjadi saksi bisu
atau sebagai penanda, semacam ucapan selamat datang
bagi musyafir yang melintasi kota kita
ketika petang, atau ketika kemarau telah datang

III
lalu, apa yang kau lihat pada sepasang patung sapi ini?
dengan mata redup menghadap matahari
yang diatasnya menjalar tanaman liar
dan sisa embun pada pilar-pilarnya

IV
seperti yang telah kau tahu
patung itu menjadi saksi bisu pertikaian waktu
mungkin mereka menyembunyikan sesuatu, sejarah perjalanan kota kita
dari hilir hingga hulu
dari zaman ratu hingga zaman serdadu
atau mereka memanglah benar-benar bisu
menatap kita yang bercakap tentangnya

V
mungkin kelak orang akan bertanya
dimana letak pantai utara, kota tua
yang di gerbangnya terdapat sepasang patung sapi
tempat para musyafir bertetirah
sebab disinilah kita akan mencatat sejarah.
(Ambunten, 28 Agustus 2010)

1 komentar: