Puisi Badrul Munir Chair
Gadis Pantai Dermaga Banyutowo
Di
antara amis ribuan ikan yang rebah di jalan
dan
keringat nelayan yang ruah di sini
kibasan
rambutmu tertinggal. Lalu aku teringat
aroma
sampo dan sebuah iklan
kain
sampir batikmu tersingkap
dan
aku menyaksikan sepasang kaki jenjang
yang
selicin kulit ikan, melangkah pelan
sepelan
langkah putri impian:
Kelak
kau akan jadi sinden. Menyenandungkan
tembang
Dhandhanggula Sidoasih
di
bawah anyam-anyaman bambu
dan
hiasan pelaminan
menyanyi
di setiap resepsi pengantin
kampung
tepi laut
Tapi
di Dermaga Banyutowo ini
cukuplah
aku jadi penyaksi
mengikuti
langkahmu dan diam-diam
mendengar
suaramu menyenandungkan tembang
kasmaran.
Rambutmu
yang harum sampo
sesekali
menyentuh hidungku
ujung-ujungnya
lembut, selembut pasir
sepanjang
tepi laut
kupersiapkan
telingaku dan bersenandunglah
tanpa
henti. Tembang yang mungkin akan kukenang
meski
tak kukenali
Ruas
jalan yang sempit, ribuan ikan
terus
berdatangan
O,
gadis pantai. Di dermaga bagian mana
aku
harus mengambil tempat? Berbagi petak
dengan
mereka yang diam-diam
juga
ingin mendengar senandungmu.
Desember, 2012
1 komentar:
i like your post, cause ingridient yous blog is very nice
two thumb up for you ^____^
You might also like to my blog on obat herbal asam lambung or obat darah tinggi
Posting Komentar