Jumat, 29 Maret 2013

Gadis Pantai Dermaga Banyutowo






Puisi Badrul Munir Chair

Gadis Pantai Dermaga Banyutowo


Di antara amis ribuan ikan yang rebah di jalan
dan keringat nelayan yang ruah di sini
kibasan rambutmu tertinggal. Lalu aku teringat
aroma sampo dan sebuah iklan
kain sampir batikmu tersingkap
dan aku menyaksikan sepasang kaki jenjang
yang selicin kulit ikan, melangkah pelan
sepelan langkah putri impian:

Kelak kau akan jadi sinden. Menyenandungkan
tembang Dhandhanggula Sidoasih
di bawah anyam-anyaman bambu
dan hiasan pelaminan
menyanyi di setiap resepsi pengantin
kampung tepi laut

Tapi di Dermaga Banyutowo ini
cukuplah aku jadi penyaksi
mengikuti langkahmu dan diam-diam
mendengar suaramu menyenandungkan tembang
kasmaran.
Rambutmu yang harum sampo
sesekali menyentuh hidungku
ujung-ujungnya lembut, selembut pasir
sepanjang tepi laut
kupersiapkan telingaku dan bersenandunglah
tanpa henti. Tembang yang mungkin akan kukenang
meski tak kukenali

Ruas jalan yang sempit, ribuan ikan
terus berdatangan
O, gadis pantai. Di dermaga bagian mana
aku harus mengambil tempat? Berbagi petak
dengan mereka yang diam-diam
juga ingin mendengar senandungmu.

Desember, 2012

1 komentar:

Jelly Gamat mengatakan...

i like your post, cause ingridient yous blog is very nice
two thumb up for you ^____^
You might also like to my blog on obat herbal asam lambung or obat darah tinggi